Pondok pesantren Daarus Sa'adah 1 merupakan pesantren yang berdiri pertama kali didaerah ketapang, cipondoh, yang didirikan oleh KH. Sumarno Syafi'i. Pembangunan selesai pada tahun 1990 dan mulai dibuka pada awal tahun 1992. Peresmian pondok pesantren Daarus Sa'adah, pada tanggal 07 Desember 1991, yang diresmikan oleh KH. SYUKRON MA'MUN, Selaku guru dari KH. SUMARNO SYAFI'I, dan dihadiri oleh para ulama dan habaib serta rekan rekan dakwah KH. Sumarno Syafi'I, diantaranya: KH. Damanhuri, KH. Ahya Al-Anshori, KH. Munawar Mukhtar, KH. Abu Hanifah, KH. Manarul Hidayat, KH. Fahmi , Habib Idrus Jamalullail dan banyak ulama lainnya. Sistem pondok pesantren Daarus Sa’adah adalah gabungan dari sistem pendidikan formal modern dan salafiyah dari tingkat Madrasah Tsanawiyah sampai dengan Madrasah Aliyah. Pendidikan formal tersebut hidup dan tumbuh dilingkungan pesantren yang mana peserta didik menginap diasrama dan diajarkan pelajaran agama islam dari sebelum sholat subuh berjama’ah sampai kembali ketempat tidur dengan pemisahan antara santri putra dan santri putri baik asrama maupun ruang belajar. Ajaran yang ditanamkan Daarus Sa’adah adala islam Rahmatan lil alamin dengan landasan ahli sunnah wal jama’ah yang lebih rincinya menganut faham teologi asy’ariyah & maturidiah, mengikuti empat madzhab fiqih (Hanafiah, Malikiah, Syafi’iah, dan Hanabilah), serta mengikuti faham tasawuf sunni seperti imam Junaid Al-Baghdadi, Imam Ghozali, Syekh Abdul Qodir Jailani, dan lainnya. Selain ilmu keagmaan, ilmu umum dan penggalian karakter seperti ektrakulikuler dari marawis, hadroh, silat, tari daerah, paskibra dan lainnya juga merupakan pendidikan yang diajarkan dilingkungan pesantren sebagai bekal bersosialisasi dimasyarakat dan turut andil dalam perkembangan zaman. Seiring berjalannya waktu dan pembangunan yang terus berkembang, Daarus Sa’adah mulai menerapkan sistem-sistem modern dengan peraturan yang tertata dan terkordinir. dahulu pada masa pendirian awal santri makan ditempat sembarangan (makan dikamar atau ditempat terbuka) karena belum tersedia tempat makan ( math'am ), untuk mengimbangi pembangunan yang telah pesat, akhirnya pengasuh pondok pesantren Daarus Sa’adah membuat tempat makan santri pada tahun 2011 dengan terpisah antara santri putra dan santri santri putri dilengkapi sarana dan prasarana seperti meja, bangku, kulkas, westafel cuci piring dan sebagainya. Selanjunya sarana-pra sarana pondok pesantren Daarus Sa’adah semakin berkembang seperti pengadaan alat olah raga, ruang listening arab arab-inggris, lab komputer, perpustakaan, lapangan sepak bola dan fasilitas lainnya. Pada masa-masa awal pertumbuhan pondok pesantren Daarus Sa’adah, peraturan masih relatif tidak banyak dan masih berpakain bebas dengan batasan menutup aurat dan menjaga norma etika sosial, kemudian ditahun 2014, Pengasuh menetapkan bahwa seragam santri hanya boleh kokoh putih dan gamis hitam bagi santri perempuan, tujuannya agar mereka menyeimbangkan keadaan tidak bermodel dan mengutamakan fashion, sehingga santri tidak sibuk mengurusi bungkus dan mengabaikan isi. jadi sampai saat ini seluruh santri putra tidak diperkenankan mengenakan kaos berwarna dan baju kokoh warna, hanya baju kokoh putih yang diwajibkan, serta santri putrid hanya mengenakan gamis hitam. Efek dari peraturan ini, membawa kemashlahatan yang baik, karena semua santri sama rata tidak ada yang memiliki baju bagus atau jelek, semua sama berwarna putih dan hitam, yang seperti inilah hidup yang diajarkan rasulullah untuk menyeimbangi dengan yang lainnya, agar kesannya kita tidak angkuh atau lainnya. Peraturan lain diantaranya adalah larangan membawa barang elektronik seperti handphone, kamera, mp3, ipod, dan barang semisal. hal tersebut bertujuan agar santri fokus dalam belajar dan terhindar dari mafsadat yang berpotensi akan muncul dari penyalah gunaan media seperti alat elektronik diatas. Selain peraturan diatas, Daarus Sa’adah juga mengatur jadwal jenguk santri. Dahulu santri dijenguk bebas dan kapan saja boleh, namun pada tahun 2015, kyai mengeluarkan peraturan yang banyak tidak disetujui oleh semua wali santri, yang pada akhirnya seluruh wali santri demo didepan pagar pesantren dan merusak pagar pesantren karena kebijakan kyai yang otoriter yakni peraturan menjenguk 1 bulan sekali hanya diminggu ke 2 saja sekaligus pertemuan wali santri dengan kyai dalam acara ngaji bulanan, namun pada akhirnya hingga saat ini wali santri setuju dengan peraturan ini, ternyata ini lebih baik dan tidak menyita banyak tenaga dan materi, karena hanya sebulan sekali, akhirnya hingga saat ini seluruh santri dijenguk hanya sebulan sekali, dengan demikian peraturan kyai yang pada awalnya ditentang oleh semua wali santri akhirnya tahun 2016 ini bisa diterima dengan baik , yang sebenarnya semua peraturan yang kyai keluarkan dan terapkan itu semua baik buat kita. Sampai saat ini, peraturan demi peraturan telah dibukukan dan dipublikasikan dalam bentuk buku KUHP (kitab undang-undang hukum pondok pesantren) yang dijadikan pedoman bagi para santri dan wali santri. Begitu banyak sejarah yang tercatat dan tertuang pada kertas perjalanan hidup pondok pesantren Daarus sa'adah yang tidak terlupakan atau menjadi moment penting baik suka maupun duka yang membawa perubahan dengan mengeluarkan ribuan alumni sampai 30 angkatan yang telah terselesikan program muallimin 6 tahun yang diwisudakan(haflah wada) dengan berbagai macam kenangan dan cerita.